Jurnal Teknik Sumber Daya Air
https://jtsda.hathi.id/index.php/jtsda
<p><img src="https://jtsda.hathi.id/public/site/images/admin_jtsda/whatsapp-image-2022-07-05-at-11.51.39.jpg" alt="cover depan JTSDA" width="317" height="450" /></p> <p>Jurnal Teknik Sumber Daya Air (JTSDA) adalah jurnal berbahasa Indonesia yang memuat naskah ilmiah dalam bidang Teknik Sumber Daya Air dengan proses review secara <em>double-blind peer-reviewed</em>. JTSDA terbit 2 (dua) kali dalam setahun, <em>open access</em>, menerima berbagai tipe naskah, baik naskah penelitian (<em>research articles</em>), naskah kasus teknik (<em>technical notes</em>), ataupun naskah ulasan (<em>review articles</em>). Ketiga tipe naskah JTSDA tersebut mencakup aspek konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak sumber daya air, sistem informasi sumber daya air, serta kelembagaan sumber daya air. JTSDA diterbitkan oleh Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) dengan No. ISSN 2407-1048 (cetak) dan No. ISSN 2962-8105 (<em>online</em>). </p>Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)en-USJurnal Teknik Sumber Daya Air2407-1048<p><a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license"><img src="https://i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png" alt="Creative Commons License" /></a><br />This work is licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License</a>.</p>Fenomena Bottleneck pada Banjir Pati dan Alternatif Penanganannya
https://jtsda.hathi.id/index.php/jtsda/article/view/112
<p class="IsiAbstrak"><span lang="EN-US">Banjir dan banjir bandang sering terjadi di Indonesia, disebabkan oleh faktor alam maupun aktifitas manusia. Makalah ini membahas tentang penyebab dan mitigasi banjir bandang di Pati. Pada 14 Juli 2022 banjir bandang melanda kawasan permukiman maupun persawahan di Pati. Banjir bandang dipicu hujan lebat sehari sebelumnya mencapai 90 mm/ hari. Penelitian diawali dengan survei lapangan, analisis kondisi kerusakan akibat banjir bandang, penyebab banjir bandang, serta alternatif penanganannya. Sumber material diduga berupa material longsor di hulu sungai. Pemicu banjir selain curah hujan tinggi juga fenomena bottleneck pada sungai, Kondisi sungai di daerah hulu mayoritas mengalami erosi vertikal berlangsung intensif, sehingga mempunyai tebing sungai terjal. Kondisi sungai di hulu lebar dan dalam, sementara di hilir sempit dan dangkal, serta dinding/tebing sungai berupa tanggul. Pada Sungai Silingonggo hulu di jembatan sumbermulya, penampang sungai mempunyai lebar 13m, kedalaman 8m. sementara lokasi hilir Desa Ngurenrejo mempunyai lebar 8m, kedalaman 4m. Kondisi lebar sungai yang kecil, ketika sungai banjir akan meluap menjebol tanggul dan menggenangi pemukiman serta persawahan. Berdasarkan hasil kajian maka direkomendasikan untuk penanggulangan dan mitigasi bencana berupa tindakan struktural dan tindakan non struktural Tindakan struktural berupa peninggian jembatan dan pembangunan bendung penahan sedimen, pemeliharaan dan perbaikan tanggul, serta normalisasi sungai. Sedangkan tindakan nonstruktural berupa sistem peringatan dini dan sosialisasi bahaya banjir bandang.</span></p>Yeuma Maulina Ceuqania IsnandaJati IswardoyoRokhmat HidayatShintawati Setyo Mahanani
Copyright (c) 2025 Yeuma Maulina Ceuqania Isnanda, Jati Iswardoyo, Rokhmat Hidayat, Shintawati Setyo Mahanani
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-3011210.56860/jtsda.v5i2.112Pengembangan Sistem Berbasis Web untuk Analisis Curah Hujan Efektif dan Hidrograf Satuan Sintetis Menggunakan Python
https://jtsda.hathi.id/index.php/jtsda/article/view/122
<p>Mengembangkan modul pemrograman berbasis web untuk pemodelan curah hujan efektif dan hidrograf dengan Python merupakan langkah penting dalam meningkatkan efisiensi analisis hidrologi. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, modul ini memungkinkan praktisi hidrologi untuk menghitung analisis hujan efektif, serta membangun hidrograf satuan sintetis yang umum digunakan di Indonesia. Pendekatan <em>Open-Source</em> yang diadopsi dalam pengembangan modul ini tidak hanya memastikan ketersediaannya secara terbuka bagi komunitas hidrologi, insinyur, dan peneliti, tetapi juga mendorong kolaborasi untuk meningkatkan fungsionalitas dan kualitasnya. Penelitian ini memperkenalkan modul HydroCalc untuk perhitungan infiltrasi dengan metode SCS-CN dan Horton, serta perhitungan hidrograf satuan sintetis (HSS) dengan metode SCS, Snyder, ITB 1, dan ITB 2. Modul ini kemudian di-<em>deploy</em> agar dapat diakses secara online menggunakan <em>framework </em>Streamlit. Selain itu, dilakukan verifikasi hasil antara perhitungan dengan modul HydroCalc dan perhitungan menggunakan perangkat lunak lain seperti HEC-HMS dan Excel. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa perbedaan nilai Q peak untuk metode HSS SCS dan Snyder adalah < 15%, sedangkan untuk metode ITB 1 dan ITB 2 adalah < 0,5%. Untuk nilai T peak, hasil antara HydroCalc dan verifikasi memiliki kesamaan yang signifikan. Dengan demikian, modul ini dapat memberikan kontribusi dalam proses kalkulasi hidrologi secara efisien dan membuka peluang pengembangan lebih lanjut di masa depan.</p>Miftah HazmiEka NugrohoDantje NatakusumahEko TriajiFiqih FachriHumaidiPutu Joni Wiryadi
Copyright (c) 2025 Miftah Hazmi, Eka Nugroho, Dantje Natakusumah, Eko Triaji, Fiqih Fachri, Humaidi, Putu Joni Wiryadi
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30132410.56860/jtsda.v5i2.122Erosi Lahan Sub DAS Mongiilo dan Prediksi Sedimentasi Waduk Bulango Ulu
https://jtsda.hathi.id/index.php/jtsda/article/view/82
<p>Sub DAS Mongiilo sebagai daerah tangkapan air hujan untuk Waduk Bulango Ulu rentan terhadap permasalahan erosi dan sedimentasi. Erosi yang larut dalam sungai akan mengendap menjadi sedimen kemudian terbawa hingga ke waduk. Endapan sedimen pada waduk yang melampaui batas kapasitas akan menyebabkan volume efektif waduk berkurang dan membuat kerusakan sumber air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju erosi, tingkat bahaya erosi dan tingkat kekritisan lahan pada Sub DAS Mongiilo serta laju sedimentasi menuju Waduk Bulango Ulu. Data sekunder yang digunakan berupa data curah hujan (R), peta jenis tanah (K), peta kemiringan lereng (LS) dan peta pengelolaan tanaman dan konservasi tanah (CP). Pada penelitian ini perhitungan erosi dilakukan dengan metode USLE dan MUSLE dengan bantuan perangkat ArcGIS 10.4 serta perhitungan SDR untuk mengetahui laju sedimentasi ke waduk. Dari hasil penelitian, pada metode USLE besar laju erosi sebesar 4.325/766,83 ton/tahun dan nilai SDR sebesar 0,1574 dengan laju sedimentasi sebesar 680.898,22 ton/tahun. Untuk metode MUSLE didapatkan laju erosi sama dengan laju sedimentasi sebesar 6.574.766,83 ton/tahun. Sehingga berdasarkan hasil analisis, tingkat bahaya erosi pada Sub DAS Mongiilo adalah Sedang dengan kondisi lahan Semi Kritis. </p>Zuhriyah Raihanah UsuRawiyah HusnanBarry Yusuf Labdul
Copyright (c) 2025 Zuhriyah Raihanah Usu, Rawiyah Husnan, Barry Yusuf Labdul
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30253610.56860/jtsda.v5i2.82Pengaruh Dispersi Hidraulik Aliran pada Bangunan Pengambilan Irigasi Untuk Efisiensi Debit
https://jtsda.hathi.id/index.php/jtsda/article/view/103
<p>Fluid flow separation occurs when the fluid flow encounters an obstacle or changes direction, causing the fluid particles to slow down or change direction. This change in velocity can cause fluid particles to move away from the boundary layer, leading to vortices forming. This type of flow separation can occur when the fluid encounters an area of adverse pressure gradient, which can cause the fluid to slow down and flow in the opposite direction. In this research. A case study of one of the irrigation intake structures with curved horizontal alignments with imperfect radians. Trace anomalies in longitudinal sections that require a dispersivity specification that combines the effects of vertical shear dispersion and horizontal turbulent diffusion. This research aims to determine the effect of turbulence dispersion and diffusion on offtake structures with anomalous flow parameters and curved horizontal alignments that carry aquatic trees and debris. The research methods begin 1) Mapping canal and structure alignments using HEC-RAS numerical modelling, 2) Analysis using the Vertically Averaged and Moment (VAM) equation to describe the distribution of hydrostatic forces in cross sections to determine vertical dispersion and 3) Analysis of Reynolds number (Re) which influences turbulence in the flow so that waste does not pass downstream of the canal and has the potential to enter the secondary canal. This research provides recommendations for the efficiency of flow discharge in the canal that crosses the intake structures without reducing supply for irrigation but without creating flow turbulence that is detrimental to discharge drainage operations.</p>Muhammad IsnaeniMochammad Dian Alma'RufAbdul Ghoni MajdiEddy SuwandiTri Nugroho Waskito
Copyright (c) 2025 Muhammad Isnaeni, Mochammad Dian Alma'Ruf, Abdul Ghoni Majdi, Eddy Suwandi, Tri Nugroho Waskito
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30375010.56860/jtsda.v5i2.103Evaluasi Perencanaan Temporary Cofferdam Hulu pada Bendungan Bulango Ulu
https://jtsda.hathi.id/index.php/jtsda/article/view/91
<p>Bendungan Bulango Ulu memiliki dua sistem bangunan pengelak utama, yaitu terowongan pengelak dan bendungan pengelak. Terowongan pengelak berfungsi sebagai pengalihan air sungai dari hulu hingga ke hilir selama konstruksi tubuh Bendungan berlangsung, berbeda dengan Bendngan Pengelak yang mempunyai fungsi menjadi penghalang air yang mengakibatkan area pada pekerjaan konstruksi menjadi kering. Penelitian ini adalah untuk Evaluasi Teomporary Cofferdam Hulu dengan menggunakan data curah hujan 2007-2021, dikarenakan perencanaan sebelumnya menggunakan data curah hujan dari tahun 2007-2017 sehingga perbedaan debit banjir yang akan berpengaruh dalam proses pembangunan Bendungan Bulango Ulu. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menghitung debit banjir Q<sub>25 </sub>dengan data curah hujan terbaru, keamanan bendungan pengelak terkait tinggi tubuh bendungan pengelak, dan kapasitas prowongan pengelak terhadap debit banjir Q<sub>25</sub>. Lokasi penelitian ini berada di Bendungan Bulango ulu yang berada di Desa Tulo’a Kecamatan Bulango Utara, Desa Mongiilo dan Desa Owata di Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa data curah hujan. Metode analisis data yaitu analisis hidrologi dan hidarulika. Perencanaan terowongan pengelak di desain dengan menggunakan bentuk tapal kuda, dengan panjang terowongan 466,9 m, diameter terowongan 6,9 m, dan kemiringan terowongan 0,008 m. Hasil penelitian menunjukkan debit banjir dengan menggunakan metode HSS Nakayasu dengan kala ulang 25 tahun sebesar 481,9 m<sup>3</sup>/detik dan untuk perencanaan sebelumnya sebesar 434,8 m<sup>3</sup>/detik. Tinggi bendungan pengelak yang di dapat dari hasil penelitian sebesar 62,016 dan untuk perencanaan sebelumnya sebesar 61,33 m dapat disimpulkan bahwa perencanaan bendungan pengelak pada bendungan bulango ulu harus dilakukan penambahan ketinggian.</p> <p>Kata Kunci: Debit Banjir, Terowongan Pengelak, Bendungan Pengelak</p>Nabil Raihan PandjabBarry Yusuf LabdulRawiyah Husnan
Copyright (c) 2025 Nabil Raihan Pandjab
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30516410.56860/jtsda.v5i2.91Surewaste: Revolusi Berkelanjutan Dalam Pengolahan Air Limbah Berasis Internet Of Things (IOT)
https://jtsda.hathi.id/index.php/jtsda/article/view/100
<p>SUREWASTE (Sustainable Revolutionizing Wastewater Treatment) is an innovation designed to solve the flooding and clean water crisis in the Sepaku Sub-district, Penajam Paser Utara District, East Kalimantan, Indonesia. The area suffers from frequent flooding due to land use change, sub-optimal drainage systems, and river siltation, while the clean water crisis is further exacerbated by water deficit. The SUREWASTE concept is based on Smart Water Management using the Internet of Things (IoT). The main focus includes handling rainwater runoff with porous asphalt and eco drainage, as well as water treatment into raw water and drinking water through retarding basins. Rubberized asphalt and eco drainage systems were implemented with the help of IoT to monitor and control water levels. Water treatment involves organic filters and reverse osmosis, customized according to water conditions. Water quality monitoring is done with various sensors such as pH, biosensor, DO, BOD, TSS, MQ-135, and COD, with results evaluated using the Department of Environment Water Quality Index (DOE WQI). An Arduino-based automatic water machine control, controlled via smartphone, was used to regulate water flow. The raw water and drinking water tanks are equipped with HC-SR04 sensors to detect the water level. The water distribution process involves WhatsApp bot and web monitoring. The method used in this scientific work is the descriptive qualitative and quantitative analysis method so that from the results of the data processing carried out, the implementation of SUREWASTE is expected to overcome flooding and provide clean water sources through the processing of alternative water resources in Sepaku District, in line with the Sponge City concept and the Sustainable Development Goals (SDGs), especially the sixth point regarding sustainable management of clean water and sanitation for all.</p> Pandu WicaksonoFiadita MaharaniIda I Dewa Agung Ayu PrabawantiAthaya OktavianisaVery Darmawan
Copyright (c) 2025 Pandu Wicaksono, Fiadita Maharani, Ida I Dewa Agung Ayu Prabawanti, Athaya Oktavianisa, Very Darmawan
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30657610.56860/jtsda.v5i2.100Penerapan Model Swat dan Swat-Cup untuk Analisis Hujan-Aliran di Sub DAS Keyang-Slahung-Tempuran
https://jtsda.hathi.id/index.php/jtsda/article/view/104
<p>Sub DAS Keyang-Slahung-Tempuran (Sub DAS KST) adalah bagian dari DAS Bengawan Solo yang memiliki luas 103.554 ha dan merupakan salah satu sub DAS dengan beberapa kali terjadi banjir. Pemodelan dengan <em>Soil and Water Assessment Tool (SWAT)</em> dapat digunakan untuk analisis hujan-aliran pada suatu DAS. Tujuan penelitian ini untuk menilai kinerja model <em>SWAT</em> dalam memodelkan hujan-aliran terhadap tata guna lahan di sub DAS KST berdasarkan nilai uji keandalan. <em>Algoritma SUF1-2 (Sequential Uncertainty Fitting ver. 2)</em> yang merupakan salah satu metode algoritma di <em>SWAT-CUP</em> digunakan pada penelitian ini untuk menilai model kalibrasi dan validasi. Penelitian ini menggunakan rentang waktu bulanan untuk analisis hujan-aliran dari tahun 2009-2017. Tahun 2009-2011 digunakan untuk mempersiapkan proses pemodelan (<em>Warm up</em>), tahun 2012-2014 digunakan untuk proses model kalibrasi, dan tahun 2015-2017 digunakan untuk proses model validasi. Hasil dari model <em>SWAT</em> dalam periode kalibrasi didapatkan nilai uji keandalan <em>R2,NSE, KGE,</em> dan <em>RSR</em> masing-masing sebesar 0.91 (Sangat Baik), 0.77 (Sangat Baik), 0.56, dan 0.48 (Sangat Baik). Nilai uji keandalan <em>R2,NSE, KGE, </em>dan <em>RSR</em> pada periode validasi masing-masing sebesar 0.85 (Sangat Baik), 0.85(Sangat Baik), 0.69, 0.48 (Sangat Baik). <em>SWAT-CUP</em> juga digunakan untuk analisis sensitivitas 9 parameter yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan nilai <em>P-Value </em>dan <em>t-Stat</em> pada analisis sensitivitas didapatkan urutan parameter yang paling sensitif hingga yang kurang sensitif yaitu <em>R_CN2.mgt</em>, <em>R_REVAPMN.gw, V_ALPHA_BF.gw, R_ESCO.bsn, R_GW_REVAP.gw, R_ESCO.hru, V_GW_DELAY.gw, R_SOL_AWC.sol, V_GWQMN.gw</em>.</p>M. Khuzaimy Rurroziq BasthoniAnnisa Putri Kinanti
Copyright (c) 2025 M. Khuzaimy Rurroziq Basthoni, Annisa Putri Kinanti
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30778410.56860/jtsda.v5i2.104Analisis Efektifitas Polder Johar Baru Terhadap Pengurangan Genangan Banjir di Daerah Layanannya
https://jtsda.hathi.id/index.php/jtsda/article/view/132
<p>DKI Jakarta merupakan Provinsi dengan pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang cepat. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya fasilitas pendukung pertumbuhan penduduk tersebut. Dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggalnya, terdapat beberapa titik di DKI Jakarta yang menjadi Kawasan padat penduduk sehingga mengurangi daerah terbuka hijau atau resapan air. Akibatnya, bencana banjir terjadi hampir setiap tahun di Jakarta pada musim penghujan. Selain itu, kondisi topografi Jakarta yang berupa cekungan menyebabkan pada beberapa daerah tidak dapat mengalirkan air secara grafitasi sehingga membutuhkan bantuan pompa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibuatlah sistem polder dalam sistem tata air Jakarta. Sistem polder merupakan salah sistem drainase tertutup yang biasa digunakan untuk mengatasi masalah drainase yang tidak dapat mengalir secara grafitasi. Sistem ini anggap efektif dalam menyelesaikan masalah banjir terutama di Jakarta yang sebagian besar wilayahnya tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi. Lokasi penelitian adalah area sistem polder Johar Baru bagian Timur yang merupakan salah satu daerah rawan banjir di sistem Sungai Ciliwung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis efektifitas sistem polder Johar Baru dalam mengurangi genangan banjir. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan simulasi hidrologi dan hidrolika dengan bantuan <em>software </em>HEC-HMS dan HEC-RAS 2D pada dua kondisi yaitu kondisi eksisting dan kondisi rencana penambahan sistem pompa. Analisis pada penelitian ini akan menunjukkan perbandingan debit serta waktu yang dibutuhkan untuk air keluar dari area penelitian. Kemudian dilakukan simulasi hidrolika menggunakan <em>software </em>HEC-RAS untuk melakukan pemetaan luas dan kedalaman genangan banjir dengan tiga skenario berbeda yaitu kondisi sebelum dan sesudah terpasang pompa berdasarkan <em>Masterplan </em>DSDA DKI Jakarta serta rekomendasi penempatan dan kapasitas pompa oleh penulis. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan bahwa Polder Johar baru efektif mengurangi genangan banjir sebesar 23% untuk kala ulang 10 tahunan dan 13% untuk kala ulang 25 tahunan.</p>Aldiastama Kamanda Aldiastama KamandaEvi AnggraheniNisrina Yumna Adwitiya
Copyright (c) 2025 Aldiastama Kamanda Aldiastama Kamanda, Evi Anggraheni, Nisrina Yumna Adwitiya
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30859810.56860/jtsda.v5i2.132Inventarisasi Kondisi Jaringan Irigasi pada Saluran Irigasi Bendung Metukul Kanan Daerah Irigasi Rias
https://jtsda.hathi.id/index.php/jtsda/article/view/134
<p>The Rias Irrigation Area is the largest irrigation area on Bangka Island. From 2020 to 2023, its irrigation channels have not been maintained, especially the right intake channel served by the Metukul Dam. Maintenance includes evaluating the condition and function of irrigation assets, including evaluating the structure of the channel, sluice gates, and measuring structures. The irrigation channel is 6,475 m long and has a service area of 4,202 Ha. The channel consists of nine segments that begin with sluice gates separating each segment. This study aims to inventory the condition and function of irrigation assets and determine the priority value of irrigation asset maintenance in the Rias Irrigation Area. The asset survey was carried out by tracing the irrigation network and identifying damage based on the condition assessment form. After that, the condition of the components was calculated according to the type of construction (Structure, sluice gate, measuring structure). The results of the inventory of irrigation assets in the Metukul Kanan channel show that the condition of the channel structure scored 4 (good), the condition of the water gate scored 3.7 (lightly damaged), the function of the channel structure scored 3.1 (good). The function of the water gate scored 3.7 (good). The calculation results of the irrigation assets condition scored 3.01 (lightly damaged), and the function value of irrigation assets scored 2.69 (poor). The condition and function values of the measuring structure were scored 1 (severely damaged/bad) because no measuring structure was found in the irrigation channel. The function of the channel shows that the individual performance value of the network assets is 82% in the good performance category, with a damage index of 1.109% for the physical condition of the irrigation channel.</p>Frapas Segara FrapasRoby HambaliBoy Dian Anugra Sandy
Copyright (c) 2025 Frapas Segara Frapas
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-309911210.56860/jtsda.v5i2.134