Analisis Bangunan Pengaman Pantai menggunakan Kubus Beton di Pantai Keraya Kalimantan Tengah

Main Article Content

Alton S Ardi
I putu Hartawan
M Hendro Setiawan
Rizky Dwiyan Mahardika
Sudarto

Abstract

Pantai Keraya yang terletak di Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah memiliki permasalahan yaitu kemunduran garis pantai berkisar 5 – 10 m dalam kurun waktu 14 tahun terakhir akibat erosi. Penanganan erosi dilakukan dengan cara pembangunan pengaman pantai dengan menggunakan desain bangunan tipe pemecah gelombang dan revetment, untuk menghasilkan bangunan yang handal dibutuhkan identifikasi lapangan berupa pengumpulan data primer yang digunakan dalam analisis teknis sebagai dasar desain. Berdasarkan data model ERA-5, kondisi ekstrim kala ulang 100 tahun saat musim barat diperoleh gelombang signifikan (Hs) sebesar 2,717 m dengan periode 6,78 detik serta kecepatan angin 14,12 m/detik. Penjalaran gelombang dari laut dalam ke lokasi kajian dimodelkan dengan menggunakan model numerik dan didapatkan gelombang signifikan (Hs) sebesar 0,40 – 0,51 m dengan periode 3,64 detik untuk masing – masing lokasi rencana bangunan. Untuk meningkatkan nilai keamanan bangunan, digunakan 1,37Hs untuk perhitungan gelombang desain (Hd) sehingga diperoleh nilai untuk alternatif pemecah gelombang sebesar 0,70 m dan revetment sebesar 0,55 m. Dari hasil kajian analisis data di Pantai Keraya didapat 2 alternatif perencanaan desain bangunan pengaman pantai yang dapat digunakan sebagai bentuk penanganan permasalahan erosi yaitu desain revetment dengan elevasi struktur +2,50 m dari MSL 0 serta berat armor kubus lapisan primer 150 kg dan alternatif lainnya yaitu desain bangunan pemecah gelombang pada bagian kepala dengan elevasi struktur + 2,20 m dari MSL 0 dan berat armor kubus lapisan primer 150 kg serta pada bagian badan dengan elevasi struktur + 2,20 m dari MSL 0 dan berat armor kubus lapisan primer 150 kg.

Article Details

How to Cite
S Ardi, A., Hartawan, I. putu, Setiawan, M. H., Mahardika, R. D., & Sudarto. (2024). Analisis Bangunan Pengaman Pantai menggunakan Kubus Beton di Pantai Keraya Kalimantan Tengah . Jurnal Teknik Sumber Daya Air, 4(2), 139–150. https://doi.org/10.56860/jtsda.v4i2.107
Section
Articles

References

Bird, E. 2008. Coastal Geomorphology: an introduction, 2nd Edition. John Wiley & Sons, Ltd, Chicester.

Day, J.W., R. R. Christian, D. M. Boesch, A. Yáñez-Arancibia, J. Morris, R. R. Twilley, L. Naylor, L. Schaffner, and C. Stevenson. 2008. Consequences of Climate Change on the Ecogeomorphology of Coastal Wetlands. Estuaries and Coasts, 31:477–491.

Coastal Engineering Research Center (CERC). 1984. Shore Protection Manual Volume I & II, US Army Coastal Engineering Research Center, Wanshington

Kulkarni, V. A., T. G. Jagtap, N. M. Mhalsekar and A. N. Naik. 2010. Biological and environmental characteristics of mangrove habitats from Manori creek, West Coast, India. Environmental Monitoring Assessment, 168:587–596.

Marfai, M. A. and L. King. 2008. Tidal inundation mapping under enhanced land subsidence in Semarang, Central Java Indonesia. Natural Hazards, 44:93–109.

Marshall, A., L. Robinson, and M.A. Owens. 2011. Coastal construction trends in response to coastal erosion: an opportunity for adaptation. Journal Coastal Conservation, 15:61–72.

Ongkosongo, O. S. R. 2010. Kuala, Muara Sungai dan Delta. Lembaga ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

Parvin, G. A., F. Takahashi and R. Shaw. 2008. Coastal hazards and community-coping methods in Bangladesh. Journal Coastal Conservation, 12:181–193.

Triatmodjo, B., 2020. Perencanaan Bangunan Pantai, Beta Offset, Yogyakarta.

Van Zuidam, R.A., 1985, Guide to Geomorphologic Aerial PhotographysInterpretation and Mapping, Enschede The Netherlands, 325 h.

Ward, P. J., M. A. Marfai, F. Yulianto, D. R. Hizbaron and J. C. J. H. Aerts. 2011. Coastal inundation and damage exposure estimation: a case study for Jakarta. Natural Hazards, 56:899–916.