Pemanfaatan Lahan Basah Buatan untuk Mengurangi Degradasi Kualitas Air di Danau Tondano
Main Article Content
Abstract
Perubahan iklim global akan berdampak pada perubahan temperatur dan curah hujan di Daerah Aliran Sungai yang dapat mengubah aliran air masuk ke danau dan menyebabkan terbawanya kontaminan dan sedimen yang berujung pada degradasi kualitas air. Selain itu, polutan dari pertanian dan sumber lainnya akan semakin memperparah pencemaran di danau. Danau Tondano sebagai salah satu dari 15 danau prioritas nasional memiliki pemanfaatan yang beragam antara lain untuk pembangkit listrik tenaga air, air baku, pertanian, perikanan jaring tancap dan pariwisata, sudah mengalami eutrofikasi dan ledakan pertumbuhan plankton di permukaan danau yang akan membahayakan kehidupan organisme dalam ekosistem danau. Studi tentang kualitas air pada 9 inlet utama dan di danau dilakukan untuk mendapatkan kondisi aktual kualitas air danau. Hasil studi menunjukan sebagian besar air di danau Tondano sudah tercemar ringan sampai berat. Mengantisipasi kejadian penurunan kualitas air ini studi lanjutan dilakukan yaitu dengan mengaplikasikan sistem lahan basah terapung yang memanfaatkan 3 jenis tanaman air lokal. Hasil studi menunjukkan bahwa kandungan nutrien (N, P, K) pada 3 tanaman air cenderung berada di atas standar menurut SNI 19-17030-2004. Khususnya kandungan Nitrogen standar mutu (N) 0,40% namun pada ketiga makrofita masing-masing sebesar (0,72; 1,34, 0,92) %, jauh di atas standar mutu. Kandungan nutrient juga menunjukkan angka melebihi baku mutu menurut PP RI No. 22 tahun 2021. Penelitian ini menemukan tanaman makrofita air, bertumbuh dan berkembang sangat pesat di dalam lahan basah. Jika pemanenan dilakukan, maka 3 tanaman air ini relatif efisien dalam menghilangkan nutrient (P dan N) sehingga mengurangi tingkat kesuburan danau penyebab eutrofikasi.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Anonim, 2001. Recommendations for Achieving Community Based Conservation Tondano Watershed, Northen Sulawesi. Report on Rapid Rural Appraisal of Six Villages. NRM-EPIQ. USAID.
Dapas, F., J. Lengkong dan S.O. Dapas. 2021. Struktur Komunitas Fitoplankton sebagai Indikator Integritas Ekologis Danau Tondano, Sulawesi Utara. Laporan Penelitian RTUU. LPPM Unsrat, Manado.
Edmondson, W. T. 1959. Freshwater biology, 2nd edit. John Wiley and Sons Inc. New York. p. 902 – 1079.
Krebs, J.C. 2014. Ecological Methodology. 3rd ed. (in prep). Addison-Wesley Educational Publisher.Inc. (downloaded 20 April 2015)
Needham, J. G. and P. R. Needham. 1962. A guide to the study of freshwater biology. 5th ed. Holden-Day, Inc. San Fransisco. 107 pp.
Odum, E. P. 1971. Fundamentals of ecology, 3nd ed. WB Sunders Comp. Philadelphia. p : 8, 295 – 302, 316 – 323, 324 – 325.
Smith, R. L. 1990. Ecology and field biology. 4th edit. Harper Collins Publ. p : 848 – 863.
Tang, Y., S.F. Harpenslager, M. M. L van Kempen, E. J. H. Verbaarschot, L. M. J. M. Loeffen, J. G. G. Roelofs, A. J P. Smolders, and L. P. M. Lamers. 2017. Aquatic macrophytes can be used for wastewater polishing but not for purification in constructed wetland. Biogeosciences, 14, 755-766.
Wetzel, R. G. and G. E. Likens. 1991. Limnologycal analyses. 2nd edit. Springer-Verlag. New York. p :200 – 205.