Analisis Indeks dan Penyebaran Daerah Kekeringan Akibat Fenomena Enso di DAS Ngrowo Kabupaten Tulungagung
Main Article Content
Abstract
Kekeringan meteorologi merupakan suatu kejadian yang berlangsung secara alami dan dapat terjadi secara berulang akibat berkurangnya curah hujan dari kondisi normalnya. Kekeringan memberikan dampak yang kompleks pada berbagai sektor kehidupan. Perlu dilakukan usaha untuk memantau dan menganalisis karakteristik kekeringan sebagai langkah awal untuk melakukan upaya mitigasi bencana kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung indeks kekeringan dan penggambaran peta sebaran kekeringan di wilayah DAS Ngrowo menggunakan metode Standardized Preecipitation Index (SPI) dan Effecive Drought Index (EDI). Dalam menghitung indeks kekeringan dibagi menjadi 5 periode defisit, yaitu 1, 3, 6, 12, dan 24 bulanan. Nilai indeks kekeringan yang diperoleh dibandingkan dengan fenomena El Nino Southern Oscillation (ENSO) menggunakan nilai Indeks Osilasi Selatan (SOI) untuk dapat mengetahui kesesuaian dengan keadaan di lokasi penelitian. Dengan menggunakan data sekunder dari 16 stasiun hujan dan panjang pencatatan data hujan harian selama 18 tahun, didapati hasil grafik perbandingan nilai indeks kekeringan metode SPI & EDI tiap periode defisit, pada periode yang sama kedua metode menghasilkan prediksi kekeringan dengan pola yang mirip. Selain itu didapati bahwa metode EDI memiliki hasil yang lebih menunjukkan kemiripan secara visual grafik surplus dan defisit terhadap nilai indeks osilasi selatan, artinya EDI secara visual lebih baik dalam pembacaan kejadian kekeringan akibat fenomena EL Nino. Secara kuantitatif nilai persen kesesuaian, korelasi, dan determinasi EDI juga memberikan nilai yang lebih besar terhadap kejadian ENSO dibandingkan metode SPI. Sehingga digambarkan peta sebaran kekeringan dari hasil indeks kekeringan dengan metode EDI bedasarkan trend tahun-tahun kejadian kekeringan terparah yaitu 2001, 2005, 2009, dan 2014. Hasil interpolasi pada peta juga menunjukkan kesesuaian hasil analisa dengan wilayah desa yang sering terdampak kekeringan di DAS Ngrowo.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Brumbelow, K, and Georgakakas, 2005. Consideration of Climate Variability and Change in Agricultural Water Resources Planning, J. Water Resources Planning and Management, W.R/2005/022915.
Byun, H.R. and Kim, D.W., 2010. Comparing the effective drought index and the standardized precipitation index. South Korea.
Mckee, T. B., Doesken, N. J., & Kleist, J., 1993. The relationship of drought frequency and duration to time scales, (January), 17–22.
Morid, Saeid, 2015. Comparison Of Seven Meteorological Indices For Drought Monitoring In Iran. Tarbiat Modarres University, College of Agriculture, Tehran, Iran
Murdiyarso, 2015. The potential of Indonesian mangrove forests for global climate change mitigation. Nature Climate Change, 5(12), 1089–1092. https://doi.org/10.1038/nclimate2734
Rafiuddin M Dash B, Khanam F, 2011. Diagnosis of drought in Bangladesh using the Standardized Precipitation Index. 2011 International Conference on Environment Science and Engineering, IPCBEE vol 8, IACSIT Press, Singapore.
Yuan, S., Quiring, S. M., dan Patil, S., 2016. Spatial and Temporal Variations in the Accuracy of Meteorological Drought Maps. Cuadernos de Investigaticon Geografica. Volume 42 (1). 167-183. https://doi.org/10.18172/cig.2916